Lebih dari 300 orang dokter di rumah sakit Israel tidak masuk kerja pada Senin dan ratusan lebih mengajukan pengunduran diri akibat perselisihan masalah gaji.
Banyak rumah sakit memperingatkan mereka nyaris tak beroperasi akibat kasus ini, demikian kata seorang pejabat Kementerian Kesehatan.

Berbicara di radio militer, Dr Doron Norman, yang kini bekerja Rambam Medical Centre di Haifa, memperingatkan akibat pemogokan ini bisa membuat aktivitas kamar darurat berhenti.
"Tampaknya bagi saya bahwa orang tak memahami kedalaman masalah atau kedalaman krisis," katanya. Ia memperingatkan, konfrontasi ini bisa berarti pasien akan dibiarkan mati, demikian dikutip AFP.

Akibat peristiwa ini, rumah sakit membatalkan prosedur yang tidak mendesak, sebagian pasien ditolak sementara yang lain menunggu berjam-jam untuk berobat.
"Kami tidak akan mampu bertahan lebih dari satu atau dua hari seperti ini," ujar dokter di Tel Aviv Medical Center, Motti Freid kepada seuah stasiun televisi Israel, sebagaimana dikutip Independenonline (11/10/2011).

Pihak juru bicara Kementerian Kesehatan mengatakan sekitar 700 staf medis (atau seperempat dokter yang menetap di Israel), telah menyerahkan surat mereka lebih sebulan lalu. Sebanyak 340 di antara mereka tidak melapor untuk bertugas di rumah sakit pada Senin dan sisanya diduga mengikuti tindakan mereka pekan ini.

Pemerintah meminta pengadilan mengeluarkan amar yang memerintah para dokter segera bekerja kembali. Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengeluarkan pernyataan yang menawarkan kenaikan gaji kepada sebagian dokter.

Para dokter tersebut, yang mengatakan mereka bekerja berlebihan tapi digaji di bawah standar, menyatakan mereka belum menerima tawaran resmi dari Netanyahu tapi mereka akan mempelajarinya segera setelah menerima menerima tawaran itu.

Pengunduran diri para dokter tersebut adalah tanda lain kerusuhan sosial di Israel. Protes massa yang diselenggarakan di bawah bendera "keadilan sosial" mengguncang negara Yahudi itu selama musim panas lalu, saat ratusan ribu orang menuntut biaya hidup yang lebih rendah dan pembaruan ekonomi.
This entry was posted on 7:10 PM and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: