MENYAMBUT BULAN SUCI RAMADHAN 1432 H
Segala puji bagi Allah, Rabb alam semesta. Shalawat dan salam kepada nabi dan rasul yang paling mulia, Muhammad bin ‘Abdillah, serta kepada keluarga dan para sahabatnya.
Allah Ta’ala telah mengutamakan sebagian waktu (zaman) di atas sebagian lainnya, sebagaimana Dia mengutamakan sebagian manusia di atas sebagian lainnya dan sebagian tempat di atas tempat lainnya.
Allah Ta’ala berfirman,
وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ مَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ
“Dan Rabbmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya, sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka” (QS al-Qashash:68).
Syaikh ‘Abdur Rahman as-Sa’di ketika menafsirkan ayat di atas, beliau berkata, “(Ayat ini menjelaskan) menyeluruhnya ciptaan Allah bagi seluruh makhluk-Nya, berlakunya kehendak-Nya bagi semua ciptaan-Nya, dan kemahaesaan-Nya dalam memilih dan mengistimewakan apa (yang dikehendaki-Nya), baik itu manusia, waktu (jaman) maupun tempat”
Termasuk dalam hal ini adalah bulan Ramadhan yang Allah Ta’ala utamakan dan istimewakan dibanding bulan-bulan lainnya, sehingga dipilih-Nya sebagai waktu dilaksanakannya kewajiban berpuasa yang merupakan salah satu rukun Islam.
Sungguh Allah Ta’ala memuliakan bulan yang penuh berkah ini dan menjadikannya sebagai salah satu musim besar untuk menggapai kemuliaan di akhirat kelak, yang merupakan kesempatan bagi hamba-hamba Allah Ta’ala yang bertakwa untuk berlomba-lomba dalam melaksanakan ketaatan dan mendekatkan diri kepada-Nya. Bersemangatlah wahai saudara-saudara muslim dalam menyambut Ramadhan dengan cara-cara yang benar sebagaimana berikut ini:
1. Berdo’a agar Allah mempertemukan dengan bulan Ramadhan dalam keadaan sehat dan
kuat, serta dalam keadaan bersemangat beribadah kepada Allah, seperti ibadah puasa,
sholat dan dzikir.Telah diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, bahwa dia
berkata, adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila memasuki bulan Rajab, beliau
berdoa,
اللهم بارك لنا في رجب وشعبان وبلغنا رمضان
“Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban serta pertemukanlah kami
dengan Ramadhan.” (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani)
Catatan: Syaikh Al-Albani rahimahullah mendhaifkan hadits ini dalam kitab Dha’if
al-Jaami‘ (4395) dan tidak mengomentarinya dalam kitab Al-Misykaah.
Demikian juga generasi terbaik terdahulu (as-salaf ash-shalih) berdoa agar Allah
menyampaikan mereka pada bulan Ramadhan dan menerima amal-amal mereka.
Maka apabila telah tampak hilal bulan Ramadhan, berdoalah pada Allah:
الله أكبر اللهم أهله علينا بالأمن والإيمان والسلامة والإسلام , والتوفيق لما تحب وترضى ربي وربك الله
“Allah Maha Besar, ya Allah terbitkanlah bulan sabit itu untuk kami dengan aman dan
dalam keimanan, dengan penuh keselamatan dan dalam keislaman, dengan taufik agar
kami melakukan yang disukai dan diridhai oleh Rabbku dan Rabbmu, yaitu Allah.” (HR.
At-Tirmidzi dan Ad-Darimi, dishahihkan oleh Ibnu Hayyan)
2. Bersyukur pada Allah dan memuji-Nya atas dipertemukannya dengan bulan Ramadhan.
Imam An-Nawawi rahimahullah berkata dalam kitabnya Al-Adzkaar, “Ketahuilah,
dianjurkan bagi siapa saja yang mendapatkan suatu nikmat atau dihindarkan dari
kemurkaan Allah, untuk bersujud syukur kepada Allah Ta’ala, atau memuji Allah (sesuai
dengan apa yg telah diberikan-Nya).”
dianjurkan bagi siapa saja yang mendapatkan suatu nikmat atau dihindarkan dari
kemurkaan Allah, untuk bersujud syukur kepada Allah Ta’ala, atau memuji Allah (sesuai
dengan apa yg telah diberikan-Nya).”
Dan sesungguhnya di antara nikmat yang paling besar dari Allah atas seorang hamba
adalah taufiq untuk melaksanakan ketaatan. Selain dipertemukan dengan bulanRamadhan
nikmat agung lainnya adalah berupa kesehatan yang baik. Maka ini pun menuntut untuk
bersyukur dan memuji Allah Sang Pemberi Nikmat lagi Pemberi Keutamaan dengan nikmat
tersebut. Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak dan pantas bagi keagungan
Wajah-Nya dan keagungan kekuasaan-Nya.
adalah taufiq untuk melaksanakan ketaatan. Selain dipertemukan dengan bulanRamadhan
nikmat agung lainnya adalah berupa kesehatan yang baik. Maka ini pun menuntut untuk
bersyukur dan memuji Allah Sang Pemberi Nikmat lagi Pemberi Keutamaan dengan nikmat
tersebut. Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak dan pantas bagi keagungan
Wajah-Nya dan keagungan kekuasaan-Nya.
3. Bergembira dan berbahagia dengan datangnya bulan Ramadhan.
Telah ada contoh dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau dahulu
memberi berita gembira pada para sahabatnya dengan kedatangan Ramadhan. Beliau
bersabda,
memberi berita gembira pada para sahabatnya dengan kedatangan Ramadhan. Beliau
bersabda,
جاءكم شهر رمضان, شهر رمضان شهر مبارك كتب الله عليكم صيامه فيه تفتح أبواب الجنان وتغلق فيه أبواب الجحيم… الحديث
“Telah datang pada kalian bulan Ramadhan, bulan Ramadhan bulan yang diberkahi, Allah telah mewajibkan atas kalian untuk berpuasa didalamnya. Pada bulan itu dibukakan pintu-pintu surga serta ditutup pintu-pintu neraka….” (HR. Ahmad)
Dan sungguh demikian pula as-salaf ash-shalih dari kalangan sahabat dan tabi’in, mereka
sangat perhatian dengan bulan Ramadhan dan bergembira dengan kedatangannya. Maka
kebahagiaan manakah yang lebih agung dibandingkan dengan berita dekatnya bulan
Ramadhan, moment untuk melakukan kebaikan serta diturunkannya rahmat?
4. Bertekad serta membuat program agar memperoleh kebaikan yang banyak di bulan
Ramadhan. Kebanyakan dari manusia, bahkan dari kalangan yang berkomitmen untuk
agama ini (beragama Islam), membuat program yang sangat serius untuk urusan dunia
mereka, akan tetapi sangat sedikit dari mereka yang membuat program sedemikian
bagusnya untuk urusan akhirat. Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran terhadap tugas
seorang mu’min dalam hidup ini, dan lupa atau bahkan melupakan bahwa seorang muslim
memiliki kesempatan yang banyak untuk dekat dengan Allah untuk mendidik jiwanya
sehingga ia bisa lebih kokoh dalam ibadah.
Ramadhan. Kebanyakan dari manusia, bahkan dari kalangan yang berkomitmen untuk
agama ini (beragama Islam), membuat program yang sangat serius untuk urusan dunia
mereka, akan tetapi sangat sedikit dari mereka yang membuat program sedemikian
bagusnya untuk urusan akhirat. Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran terhadap tugas
seorang mu’min dalam hidup ini, dan lupa atau bahkan melupakan bahwa seorang muslim
memiliki kesempatan yang banyak untuk dekat dengan Allah untuk mendidik jiwanya
sehingga ia bisa lebih kokoh dalam ibadah.
Di antara program akhirat adalah program menyibukkan diri di bulan Ramadhan dengan
ketaatan dan ibadah. Seharusnya seorang muslim membuat rencana-rencana amal yang
akan dikerjakan pada siang dan malam Ramadhan. Dan tulisan yang anda baca ini,
membantu anda untuk meraih pahala Ramadhan melalui ketaatan pada-Nya, dengan ijin
Allah Ta’ala.
ketaatan dan ibadah. Seharusnya seorang muslim membuat rencana-rencana amal yang
akan dikerjakan pada siang dan malam Ramadhan. Dan tulisan yang anda baca ini,
membantu anda untuk meraih pahala Ramadhan melalui ketaatan pada-Nya, dengan ijin
Allah Ta’ala.
5. Bertekad dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh pahala di bulan Ramadhan serta
menyusun waktunya (membuat jadwal) untuk beramal shalih.
menyusun waktunya (membuat jadwal) untuk beramal shalih.
Barangsiapa yang menepati janjinya pada Allah maka Allah pun akan menepati janji-Nya
serta menolongnya untuk taat dan memudahkan baginya jalan kebaikan. Allah ‘Azza wa
Jalla berfirman,
serta menolongnya untuk taat dan memudahkan baginya jalan kebaikan. Allah ‘Azza wa
Jalla berfirman,
فَلَوْ صَدَقُوا اللَّهَ لَكَانَ خَيْراً لَهُمْ
“Maka seandainya mereka benar-benar beriman pada Allah, maka sungguh itu lebih baik bagi mereka.” (QS. Muhammad:21)
6. Berbekal ilmu dan pemahaman terhadap hukum-hukum di bulan Ramadhan.
Wajib atas seorang yang beriman untuk beribadah kepada Allah dilandasi dengan ilmu,
dan tidak ada alasan untuk tidak mengetahui kewajiban-kewajiban yang diwajibkan Allah
atas hamba-hamba-Nya. Di antara kewajiban itu adalah puasa di bulan Ramadhan. Sudah
sepantasnya bagi seorang muslim belajar untuk mengetahui perkara-perkara puasa serta
hukum-hukumnya sebelum ia melaksanakannya (sebelum datang bulan Ramadhan), agar
puasanya sah dan diterima Allah Ta’ala.
dan tidak ada alasan untuk tidak mengetahui kewajiban-kewajiban yang diwajibkan Allah
atas hamba-hamba-Nya. Di antara kewajiban itu adalah puasa di bulan Ramadhan. Sudah
sepantasnya bagi seorang muslim belajar untuk mengetahui perkara-perkara puasa serta
hukum-hukumnya sebelum ia melaksanakannya (sebelum datang bulan Ramadhan), agar
puasanya sah dan diterima Allah Ta’ala.
فَاسْأَلوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ) الأنبياء :7)
“Maka bertanyalah pada orang-orang yang berilmu jika kalian tidak mengetahui.” (QS. Al-Anbiya’:7)
7. Wajib pula bertekad untuk meninggalkan dosa-dosa dan kejelekan, serta bertaubat
dengan sungguh-sungguh dari seluruh dosa, berhenti melakukannya serta tidak
mengulanginya lagi.
dengan sungguh-sungguh dari seluruh dosa, berhenti melakukannya serta tidak
mengulanginya lagi.
Karena bulan Ramadhan adalah bulan taubat. Barangsiapa yang tidak bertaubat di
dalamnya, maka kapankah lagi ia akan bertaubat? Allah Ta’ala berfirman,
dalamnya, maka kapankah lagi ia akan bertaubat? Allah Ta’ala berfirman,
وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعاً أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ ) النور : 31)
“Dan bertaubatlah kalian semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kalian beruntung.” (QS. An-Nur: 31)
8. Mempersiapkan jasmani dan rohani dengan membaca dan menelaah buku-buku serta
tulisan-tulisan, serta mendengarkan ceramah-ceramah islamiyah yang menjelaskan
tentang puasa dan hukum-hukumnya, agar jiwa siap untuk melaksanakan ketaatan di
bulan Ramadhan.
tulisan-tulisan, serta mendengarkan ceramah-ceramah islamiyah yang menjelaskan
tentang puasa dan hukum-hukumnya, agar jiwa siap untuk melaksanakan ketaatan di
bulan Ramadhan.
Demikian pulalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mempersiapkan jiwa-jiwa para
sahabat untuk memanfaatkan bulan ini. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sempat
bersabda pada akhir bulan Sya’ban,
sahabat untuk memanfaatkan bulan ini. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sempat
bersabda pada akhir bulan Sya’ban,
جاءكم شهر رمضان … إلخ الحديث
“Telah datang pada kalian bulan Ramadhan…(sampai akhir hadits).” (HR. Ahmad dan An-Nasa’i).[1]
9. Mempersiapkan dengan baik untuk berdakwah kepada Allah Ta’ala di bulan Ramadhan,
melalui:
melalui:
Menghadiri pertemuan-pertemuan serta bimbingan-bimbingan dan menyimaknya dengan
baik agar dapat disampaikan di masjid di daerah tempat tinggal.
Menyebarkan buku-buku kecil, tulisan-tulisan serta nasehat-nasehat tentang hukum yang
berkaitan dengan Ramadhan kepada orang-orang yang shalat serta masyarakat sekitar.
Menyiapkan “hadiah Ramadhan” sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Hadiah
tersebut dapat berupa paket yang didalamnya terdapat kaset-kaset dan buku kecil, yang
kemudian pada paket tersebut dituliskan “hadiah Ramadhan”.
Memuliakan fakir dan miskin dengan memberi sedekah serta zakat untuk mereka.
baik agar dapat disampaikan di masjid di daerah tempat tinggal.
Menyebarkan buku-buku kecil, tulisan-tulisan serta nasehat-nasehat tentang hukum yang
berkaitan dengan Ramadhan kepada orang-orang yang shalat serta masyarakat sekitar.
Menyiapkan “hadiah Ramadhan” sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Hadiah
tersebut dapat berupa paket yang didalamnya terdapat kaset-kaset dan buku kecil, yang
kemudian pada paket tersebut dituliskan “hadiah Ramadhan”.
Memuliakan fakir dan miskin dengan memberi sedekah serta zakat untuk mereka.
10. Menyambut Ramadhan dengan membuka lembaran putih yang baru, yang akan diisi
dengan:
dengan:
Taubat sebenar-benarnya kepada Allah Ta’ala.
Ta’at pada perintah Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam serta meninggalkan apa yang
dilarangnya. Berbuat baik kepada kedua orang tua, kerabat, saudara, istri atau suami
serta anak-anak.
Berbuat baik kepada masyarakat sekitar agar menjadi hamba yang shalih serta
bermanfaat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Ta’at pada perintah Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam serta meninggalkan apa yang
dilarangnya. Berbuat baik kepada kedua orang tua, kerabat, saudara, istri atau suami
serta anak-anak.
Berbuat baik kepada masyarakat sekitar agar menjadi hamba yang shalih serta
bermanfaat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أفضل الناس أنفعهم للناس
“Seutama-utama manuia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.”[2]
Demikianlah seharusnya seorang muslim menyambut Ramadhan, seperti tanah kering
yang menyambut hujan, seperti si sakit yang membutuhkan dokter untuk mengobatinya
dan seperti seseorang yang menanti kekasihnya.
yang menyambut hujan, seperti si sakit yang membutuhkan dokter untuk mengobatinya
dan seperti seseorang yang menanti kekasihnya.
“Ya Allah pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan dan terimalah amalan kami sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Khalid bin ‘Abdirrahman ad-Durwaisy
0 komentar: